Home blog tutorial free css navigation free template Obral Plus Belajar buat website


Kamis, 20 September 2007

Dongeng Prometheus

Menarik sekali ketika suatu hari saya membaca sebuah dongeng. Ya walaupun hanya beberapa lembar narasi fiksi yang tidak ada dasar yang kuat dengan kebenarannya.

Sering kali sebuah dongeng dapat membuat pembacanya tersenyum terhanyut dalam aliran konfliks ataupun antiklimaks dongeng tersebut dan mungkin , itu juga yang jadi alasan para orangtua khususnya para kaum ibu sering sekali menceritakan sebuah dongeng atau cerita-cerita bermakna lain untuk anaknya disaat waktu tidur menjelang.

Akan sangat menarik memang jika kita coba melihat lebih dalam isi cerita daripada hanya membaca sebuah narasi yang lebih banyak berisi kisah-kisah bertabur keceriaan yang kurang beramakna atau sekedar kisah yang sering dianggap orang hanya teman sebelum tidur.

Dongeng ini berasal dari yunani yang memang terkenal kental akan suasana kepercayaan akan adanya dewa-dewa. Dongeng ini berceritakan Prometheus yang merupakan pembantu dewa zeus dalam menciptakan menusia. Prometheus begitu kasihan melihat manusia yang hidup di bumi disiksa dan diperlakukan semena-mena oleh dewa zeus. Setiap hari Prometheus melihat perlakuan dewa zeus terhadap manusia dan ia pun memutuskan untuk membantu manusia. Suatu malam, dengan diam-diam dan sangat hati-hati Prometheus mencuri api suci milik dewa zeus. Api suci itu mengandung segala macam ilmu pengetahuan yang digunakan dewa zeus untuk menopang kekuasaannya. Prometheus memberikan api suci itu kepada manusia. Mengetahui hal itu dewa zeus pun murka. Sebagai ganjaran atas pengkhianatannya Prometheus dihukum salib di gunung kaukasus. Sedangkan untuk menghukum manusia yang menguasai ilmu pengetahuan yang merupakan kekuatan dari api suci dewa zeus mengirimkan sebuah kota ajaib dari kayu yang dibawa oleh wanita yang sangat cantik bernama Pandora. Sehingga kotak itu dinamakan kotak Pandora. Setelah manusia membuka kotak itu maka berhamburanlah dari kotak itu segala macam musibah bencana yang tidak akan putus-putusnya menimpa manusia.

Sebenarnya ada hal yang tersirat dari cerita dongeng tersebut dan menurut saya sangat menarik untuk dibahas. Dalam dongeng itu diceritakan hubungan yang tidak harmonis antara manusia dan tuhannya dimana tuhan selalu membuat sengsara manusia dan manusia pun menyimpan dendam dengan hal itu. Ya walaupun hanya sebuah dongeng yang sekali lagi belum tentu akan kebenarannya. tetapi, jika kita coba kaitkan dengan pandangan akan adanya pemisahan antara ilmu pengetahuan dan agama oleh mereka yang mengaku orang barat mungkin cerita dongeng ini bisa memberi sedikit opini ke arah sana. Betapa tidak? Hubungan tidak harmonis antara manusia dan tuhan yang diceritakan pada dongeng tersebut seperti memberikan stigma bahwa memang seharusnya ilmu pengetahuan yang dikuasai manusia harus dipisahkan oleh agama yang erat kaitannya dengan keberadaan tuhan. Dongeng tersebut seperti memberikan vonis bahwa agama adalah musuh ilmu pengetahuan. Ya walaupun dongeng tersebut tidak bisa dijadikan dasar yang kuat, tapi ingatkah kita akan sejarah pemberian hukuman mati Galileo galilei oleh inkuisisi gereja??? Atau bagaimana Copernicus di bakar hisup-hidup oleh inkuisisi gereja??? Ada apa sebenarnya dengan ilmuwan-ilmuwa tersebut dan apa memang yang mereka lakukan selain melakukan penelitian demi kemajuan penetahuan??? Seluruh manusia di bumi ini pasti telah melihat bagaimana tragedi Hiroshima dan Nagasaki memberikan gambaran ketika sebuah ilmu pengetahuan yang tidak diiringi oleh kekuatan akhlak. Ilmu pengetahuan yang sudah seharusnya memberikan manfaat kepada manusia malah menjadi mesin penghancur peradaban manusia. Masihkah konsepsi ini kita bisa pertahankan??? Apa jadinya 50 tahun lagi dengan peradaban manusia???, bukan mustahil akan akan muncul tragedi yang sama seiring majunya teknologi nuklir yang disalahgunakan. Kalau begitu apa jadinya peradaban manusia pada 100 tahun kedepan???

Adakah konsepsi yang lebih baik dari itu semua? Sudah jelas memang bahwa sepatutnya sebuah ilmu pengetahuan harus diiringi dengan kekuatan akhlak yang kita peroleh dari agama. Ilmu pengetahuan adalah anugerah tuhan kepada manusia. Ilmu pengetahuan telah mengubah pradaban manusia menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Masih belum cukup bagaimana kebersamaan antar agama dan ilmu pengetahuan mensejahterakan kota Andalusia beberapa abad silam. Disaat orang-orang eropa belum mengenal adanya mandi atau disaat orang-orang eropa masih tidur satu atap dengan hewan ternaknya.Umat islam di Andalusia telah mengenal adanya taharah (bersuci) dengan mebersihkan badan. Ini adalah konsepsi Ilmu agama yang berjalang beriringan dengan Ilmu pengetahuan. Satu contoh yang saya rasa telah mewakili bahwa tidak ada keraguan dengan konsep Agama yang berjalan beriringan dengan Ilmu pengetahuan.

Kenapa konsepsi pemisahan ini masih saja dipertahankan sampai sekarang???

Apakah memang dongeng tersebut dijadikan dasar orang-orang yang meranggapan bahwa ilmu pengetahuan harus dipisahkan dengan agama???

Atau ada rencana politis di balik itu semua???

Lalu bagaimana dengan peristiwa hukuman mati yang diberikan kepada Copernicus dan Galileo oleh inkuisisi gereja???

Wallahu a’lamu bis showab…

Selasa, 04 September 2007

Pendidikan sebagai Komoditas ???


Reso-pa temmangingi naletei pamamasedewata sewa-E ( kesuksesan yang diridhai Tuhan Yang Maha Esa hanya bisa diraih melui reso(ikhtiar), usaha gigih, dan kerja keras)

Sudah tidak dipungkiri lagi pendidikan adalah salah satu jalan menuju kesuksesan, baik kesuksesan fisik maupun mental dan rohani. Sudah tak dipungkiri juga majunya pendidikan suatu negeri akan berimbas positif bagi pembangunan negeri tersebut.

Masih ingat ketika dulu budi utomo dibentuk? Sejarah telah menulis bahwa pendidikan menjadi aset yang sangat vital bagi pergerakan kemajuan bangsa ini. Pendidikan menyebabkan manusia mampu menyadari akan akalnya, pendidikan pun menyadarkan manusia akan persamaan derajat, hak asasi, dan kewajiban membela bangsa.

Namun apa jadinya jika pendidikan dijadikan komoditas perdagangan. Siapa yang nantinya bertanggungjawab akan pembangunan negeri ini. Siapa yang bertanggung jawab akan penanaman nilai kebangsaan bagi para tunas muda Indonesia kalau penananm modal asing diperbolehkan menginvestasikan uangnya pada bidang yang sangat vital ini.

Meskipun pemerintah telah membatasi sebanyak 49 persen saja penanam modal asing boleh menanamkan modalnya, tapi bukan berarti mereka tidak berhak memberikan pengaruh kebijakan dalam berjalannya pendidikan.Seberapa kecilnya investasi yang diberikan investor asing bagi pendidikan dasar dan menengah nantinya akan sedikit banyak berpengaruh terhadap setiap kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri.

Rencana Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUUBHP) dan peraturan presiden Nomor 77/2007 tentang penanaman Modal Asing dalam bidang pendidikan harus benar-benar kita kritisi. Walaupun faktanya bangsa ini memang kekurangan dalam hal pendanaan dalam bidang pendidikan. Sekali lagi ini harus dikritisi, memang sudah begitu miskinnya negara ini sehingga tak mampu lagi menopang biaya pendidikan? Bagaimana dengan tambang-tambang kekayaan alam di negeri papua? Bagaimana dengan kekayaan laut yang berada mengelilingi Indonesia? Masih belum cukupkah kekayaan itu.

Kita harus menyadari bahwa Persoalan pendidikan bukan sebatas hitungan untung dan rugi. Didalamnya terdapat nilai esensial berupa visi dan misi ideologi bangsa, didalamnya berisi ajaran yang luhur mengenai kebangsaan satu tanah air Indonesia. Kekhawatiran ini bukan tak beralasan. Kepada segenap bangsa Indonesia ini harus disadari benar setiap kebijakan yang dikeluarkan dan sudah sepatutnya sebagai bagian dari negeri ini kita mengawasi betul dan mengkritisi apa yang memang perlu dierbaiki. Permasalahan pendidikan erat kaitannya dengan generasi penerus bangsa. Generasi penerus bangsa erat kaitannya dengan pembangunan Indonesia kelak. Majukan pendidikan negeri yang bobrok ini bersama-sama. Hanya dengan pendidikan moral dan material negeri ini akan mempunyai ketahanan terhadap budaya yang merusak, budaya yang merupakan rancangan orang-orang yang sadar bahwa negara ini punya potensi lebih. Potensi yang sering orang lupakan, potensi alam yang seakan dibiarkan begitu saja sehingga bangsa asing yang menyadarinya berlomba-lomba memanfaatkan demi kepentingan mereka.

Kita punya ‘PR’ besar mengenai pendidikan dan masihkan kita belum menyadarinya?

Seni Ketidakmungkinan


Siapa yang rela menghabiskan energinya untuk bermimpi agar manusia bisa ke bulan, siapa juga yang rela menghabiskan energinya untuk berpimpi agar bisa terbang layaknya seekor burung di angkasa. Namun kenapa ada manusia mampu mendarat di bulan? lalu bukankah pesawat yang mengantarkannya ke bulan?

Kalau kita coba renungkan sebenarnya apa yang dipikirkan pemuda 23 tahun yang hidupnya ‘terlihat’ belum mapan segala hal, Muhammad Al-Fatih Murad, sehingga ia yakin akan arti sebuah perjuangan melawan ketidakmungkinan. Bahkan ketika ia berumur 16 tahun ayahnya yang murapakan raja memberikannya kesempatan untuk memimpin tapi ternyata ia gagal. 7 tahun kemudian Ia berhasil meluluhlantahkan kekuatan terbesar militer di dunia saat itu. Konstantinopel berhasil ia rebut dan Ternyata paradigma kepemimpinan pun diubah oleh anak muda ini, tinta emas pun ia torehkan. Sebuah pemikiran yang belum pernah ada pada zaman itu. Ia mampu keluar dari kotak paradigma dan mencapai luasnya langit kreatifitas dan inovasi yang sampai sekarang masyarakat dunia menaruh hormat.

Inilah seni dari ketidakmungkinan, selalu ada harapan bagi orang-orang yang menaruh mimpinya di depan kepalanya. Mereka bukan orang yang gila akan angan-angan, bukan pula orang yang sering menghabiskan waktunya hanya untuk melamun. Mereka selalu bertindak secara konkrit bukan hanya berpikir di tataran teoritis.

Ada cerita menarik ketika ada seorang pelaut yang tenggelam di tengah laut, karena kemampuan berenangnya yang sudah tidak diragukan lagi ia pun mampu bertahan di tengah laut. Tiba-tiba ada seorang nelayan yang sedang mencari ikan mendekatinya dan bertanya “ apakah anda membutuhkan bantuan ?” seketika ia pelaut itu menjawab “ tidak terimakasih tuhan akan menyelamatkan saya” dan nelayan itu pun pergi. Beberapa saat selanjutnya muncul nelayan yang berbeda tetapi mengajukan pertanyaan yang sama “ apakah anda membutuhkan bantuan saya?” dan kembali lagi pelaut itu menjawab “ tidak terimakasih tuhan akan meyelamatkan saya” dan nelayan kedua ini pun pergi meninggalkan pelaut tadi. Akhirnya pelaut ini pun tak tahan lagi menahan rasa letihnya dan ia tenggelam di tengah laut. Entah bagaimana setelah ia meninggal karena tenggelam ia bertanya kepada tuhan “ ya tuhan kenapa tak kau selamatkan aku di tangah laut?” dan entah bagaimana tuhan menjawab “ bukankah telah datang kepadamu orang yang menawarkan bentuan untuk menyelematkanmu di tengah laut?”

Cerita di atas dikutip dari percakapan seorang ayah kepada anaknya dalam film persiut of happyness . Sebenarnya cerita sederhana tersebut memberikan gambaran secara tersirat mengenai makna perjuangan, usaha, dan hasil. Seni dari ketidakmungkinan bukan konsep dimana didalamnya terdapat mukjizat ataupun keberuntungan semata, lebih dari itu semua tentunya. Usaha dan perjuangan tak kenal henti tentunya yang menjadi bagian terbesar dari seni ini sedangkan hasil akan mengikutinya. Tetapi ada karakter dari hasil yang sering kita lupakan, bahwa hasil bukan segalanya dan hasil ini merupakan konsep takdir yang pastinya telah tuhan atur. Tak semua yang kita anggap baik maka baik pula di mata tuhan dan begitu pula sebaliknya.

Dalam kehidupan seorang manusia sering terjebak dalam gua gelap yang manusia pun senang di dalamnya. Gua kemapanan dan keteraturan (dikutip dari tulisan socrates) Meskipun mereka senang di dalamnya tapi semua itu kosong. Mereka melupakan cita-cita luhur mereka. Mereka takut akan kelaparan yang akan mereka derita. Oleh karenanya seni ketidakmungkinan ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu saja, orang-oarng yang dipilih zaman untuk membuat perubahan.

Lalu sudah sampai mana perjuangan kita?

Yakinkah kita sudah berada dalam jalan yang sama dengan golongan tersebut?

Berjuanglah demi negeri ini....

 
Template by : uniQue template  |  Modified by : Owner Blog