Home blog tutorial free css navigation free template Obral Plus Belajar buat website


Selasa, 04 September 2007

Seni Ketidakmungkinan


Siapa yang rela menghabiskan energinya untuk bermimpi agar manusia bisa ke bulan, siapa juga yang rela menghabiskan energinya untuk berpimpi agar bisa terbang layaknya seekor burung di angkasa. Namun kenapa ada manusia mampu mendarat di bulan? lalu bukankah pesawat yang mengantarkannya ke bulan?

Kalau kita coba renungkan sebenarnya apa yang dipikirkan pemuda 23 tahun yang hidupnya ‘terlihat’ belum mapan segala hal, Muhammad Al-Fatih Murad, sehingga ia yakin akan arti sebuah perjuangan melawan ketidakmungkinan. Bahkan ketika ia berumur 16 tahun ayahnya yang murapakan raja memberikannya kesempatan untuk memimpin tapi ternyata ia gagal. 7 tahun kemudian Ia berhasil meluluhlantahkan kekuatan terbesar militer di dunia saat itu. Konstantinopel berhasil ia rebut dan Ternyata paradigma kepemimpinan pun diubah oleh anak muda ini, tinta emas pun ia torehkan. Sebuah pemikiran yang belum pernah ada pada zaman itu. Ia mampu keluar dari kotak paradigma dan mencapai luasnya langit kreatifitas dan inovasi yang sampai sekarang masyarakat dunia menaruh hormat.

Inilah seni dari ketidakmungkinan, selalu ada harapan bagi orang-orang yang menaruh mimpinya di depan kepalanya. Mereka bukan orang yang gila akan angan-angan, bukan pula orang yang sering menghabiskan waktunya hanya untuk melamun. Mereka selalu bertindak secara konkrit bukan hanya berpikir di tataran teoritis.

Ada cerita menarik ketika ada seorang pelaut yang tenggelam di tengah laut, karena kemampuan berenangnya yang sudah tidak diragukan lagi ia pun mampu bertahan di tengah laut. Tiba-tiba ada seorang nelayan yang sedang mencari ikan mendekatinya dan bertanya “ apakah anda membutuhkan bantuan ?” seketika ia pelaut itu menjawab “ tidak terimakasih tuhan akan menyelamatkan saya” dan nelayan itu pun pergi. Beberapa saat selanjutnya muncul nelayan yang berbeda tetapi mengajukan pertanyaan yang sama “ apakah anda membutuhkan bantuan saya?” dan kembali lagi pelaut itu menjawab “ tidak terimakasih tuhan akan meyelamatkan saya” dan nelayan kedua ini pun pergi meninggalkan pelaut tadi. Akhirnya pelaut ini pun tak tahan lagi menahan rasa letihnya dan ia tenggelam di tengah laut. Entah bagaimana setelah ia meninggal karena tenggelam ia bertanya kepada tuhan “ ya tuhan kenapa tak kau selamatkan aku di tangah laut?” dan entah bagaimana tuhan menjawab “ bukankah telah datang kepadamu orang yang menawarkan bentuan untuk menyelematkanmu di tengah laut?”

Cerita di atas dikutip dari percakapan seorang ayah kepada anaknya dalam film persiut of happyness . Sebenarnya cerita sederhana tersebut memberikan gambaran secara tersirat mengenai makna perjuangan, usaha, dan hasil. Seni dari ketidakmungkinan bukan konsep dimana didalamnya terdapat mukjizat ataupun keberuntungan semata, lebih dari itu semua tentunya. Usaha dan perjuangan tak kenal henti tentunya yang menjadi bagian terbesar dari seni ini sedangkan hasil akan mengikutinya. Tetapi ada karakter dari hasil yang sering kita lupakan, bahwa hasil bukan segalanya dan hasil ini merupakan konsep takdir yang pastinya telah tuhan atur. Tak semua yang kita anggap baik maka baik pula di mata tuhan dan begitu pula sebaliknya.

Dalam kehidupan seorang manusia sering terjebak dalam gua gelap yang manusia pun senang di dalamnya. Gua kemapanan dan keteraturan (dikutip dari tulisan socrates) Meskipun mereka senang di dalamnya tapi semua itu kosong. Mereka melupakan cita-cita luhur mereka. Mereka takut akan kelaparan yang akan mereka derita. Oleh karenanya seni ketidakmungkinan ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu saja, orang-oarng yang dipilih zaman untuk membuat perubahan.

Lalu sudah sampai mana perjuangan kita?

Yakinkah kita sudah berada dalam jalan yang sama dengan golongan tersebut?

Berjuanglah demi negeri ini....

2 komentar:

Anonim mengatakan...

assalamualaikum
afwan saudaraku karena Allah Riky, keren dan indah mungkin yang bisa ane tulis menanggapi ulasan dari ente diatas, tetapi kalo akh tidak keberatan ada sedikit yang mengganjal dalam penyebutan kata tuhan, tuhan yang mana? bukankah lebih etis dan memang seharusnya kita tempatkan kata Allah swt dan mengganti kata tuhan tersebut. Ingat tiada illah yang berhak diibadahi selain Allah swt, dan akh harusnya sudah tahukan, konsekuensi dari tauhid rububiyyah, yang mana disana ada penafyian dan itsbat. Kita harus menafyikan (meniadakan) segala sesembahan selain Allah swt. dan itsbat yaitu harusnya kita menetapkan bahwa hanya Allalah sesembahan yang harus kita ibadahi.Untuk lebih jelasnya coba buka buku aqidah Attohawiyyah. terakhir mungkin sedikit penting tapi harus disampaikan kata-kata terakhir akh riky untuk berjuang demi negara sebaiknya dikoreksi karena yang utama adalan keharusan kita untuk berjuang demi diin ini sampai tidak ada diin selain islam dan islam menjadi tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari islam itu (al-islaamu ya'lu walaa yu'laa 'alaiih...)jazaakallah semoga kita dapat saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran....
Terakhir, tetap semangat dan jaga terus ukhuwah kita
assalamualaikum...

Anonim mengatakan...

"SENI KETIDAKMUNGKINAN"
wahha,.
bgus jg kta2ny,.

stuju2,.negeri ini butuh orang2 INOVATIF,.hhe.

 
Template by : uniQue template  |  Modified by : Owner Blog